Dia mengatakan, momentum Perayaan Natal Oikumene ini hendaklah menjadi penyemangat dan memberikan dampak untuk menjaga kesatuan serta kerukunan di Sumsel.
Sebab, untuk menjaga kesatuan dan kerukunan antar umat beragama tersebut tidaklah mudah. Dibutuhkan sikap saling menghargai dan menghormati dari semua pihak untuk menjaga hal tersebut.
“Berbagai suku, etnis dan agama ada di provinsi ini (Sumsel). Meski demikian, Sumsel tetap kondusif karena semua masyarakatnya dapat saling menghargai dan menghormati. Dan saya harap umat Kristen Katolik tetap menjadi salah satu agama yang menjembatani kerukunan itu,” ungkap Mawardi.
Pada kesempatan itu, ia juga berharap agar seluruh agama khusus umat Kristen Katolik dapat terus bersama-sama menjaga kerukunan tersebut.
“Kerukunan di Sumsel ini harus terus dijaga sehingga menjadi contoh untuk provinsi lain di Indonesia. Dan kami juga berharap agar umat Kristen Katolik dapat mendukung program yang tengah gencar dilakukan Pemprov Sumsel sehingga kedepannya provinsi Sumsel semakin maju,” tegasnya.
Sedikitnya 5.000 jemaat Kristen Katolik memadati PSCC untuk merayakan Natal Oikumene 2019.
Panitia Acara John Turman Panjaitan mengatakan, jemaat tersebut berasal dari berbagai gereja yang ada di Sumsel. Perayaan Natal Oikumene ini merupakan perayaan Natal seluruh gereja yang ada di Sumsel.