Terlebih dirinya merupakan sebagai Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Indonesia di Indonesia yang salah satu tugasnya adalah menjaga dan melestarikan akar budaya Islam di Indonesia tak terkecuali di Provinsi Sumsel.
“24 Provinsi di Indonesia ini mayoritas Melayu. Di Sumsel sendiri hampir seluruhnya berbudaya melayu dan mayoritas penganut Islam. Khusus dibidang keagamaan, sekali-sekali saya pakai baju melayu,” katanya.
Dia menegaskan, safari jumat yang digelarnya merupakan salah satu cara untuk mengeratkan tali silaturahmi dengan kalangan ulama dan umat. Sekaligus mencari masukan yang menjadi keluh kesah masyarakat.
“Pertemuan seperti ini merupakan salahsatu cara kita bersilaturahmi. Sekaligus menyerap aspirasi masyarakat, sebab sebagi gubernur saya harus tau secara langsung tidak hannya lewat laporan,” tambahnya.
Terkait dengan kondisi cuaca saat ini, Herman Deru mengajak seluruh warga Kota Palembang untuk sinergi dengan pemerintah Kota dan Pemprov dalam menanggulangi dampak yang akan timbul yakni banjir.
“Kita harus sinergi antara Pemerintah Provinsi dengan Pemkot, warga juga harus ikut andil caranya bagaimana? Dengan tidak membuang sampah sembarangan misalnya,” imbuhnya.
Dirinya menambahkan, sebagai Gubernur dirinya tidak tutup mata dengan kondisi Kabupaten/Kota jika ada daerah yang kesulitan dalam pendanaan, Pemprov siap membantu.
Dia mencotohkan, Kota Palembang selama ini kesulitan dalam perbaikan jalan, Pemprov langsung mengakomodir dengan menggelontorkan dana Rp 89 miliar untuk perbaikan jalan.
“Sekarang jalan gandus, talang jambe dan lainnya sudah bagus. Begitu juga dengan masalah untuk mengatasi banjir, jika Pemkot kesulitan kita siap turun tangan membantu,” tandasnya.
Sementara itu, KH Amiruddin Nahrawi alias Cak Amir selaku Ketua Pengurus Masjid Nurul Jaddid dalam laporannya menyebutkan masjid tersebut sebelumnya mushola yang ditingkatkan statusnya menjadi masjid. Salah satu donatornya adalah Herman Deru yang saat itu masih menjadi seorang pengusaha.